Nafkah Halal & Baik Membawa Keberkahan & Nikmat

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

Wahai manusia, sesungguhnya Allah tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik (thoyyib) dan sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukmin sebagaimana halnya Ia memerintah para Rasul. Kemudian, Ia berfirman, ” Wahai para Rasul, makanlah dari rejeki yang baik-baik, dan berbuat baiklah kalian. Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau ketahui.” Selanjutnya Beliau bercerita tentang seorang laki-laki yang berada dalam perjalanan yang sangat panjang, hingga pakaiannya lusuh dan berdebu. Laki-laki itu lantas menengadahkan dua tangannya ke atas langit dan berdoa, “Ya Tuhanku, Ya Tuhanku..”, sementara itu makanan yang dimakannya adalah haram, minuman yang diminumnya adalah haram, dan pakaian yang dikenakannya adalah haram; dan ia diberi makanan dengan makanan-makanan yang haram. Lantas, bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR Muslim)

Al Qadliy berkata, “hadits ini merupakan salah satu pilar agama Islam dan tonggak dari hukum-hukum Islam. Ada 40 hadits yang menjadi bagian tak terpisahkan dari hadits ini. Di dalam hadits ini ada perintah kepada kaum Muslim untuk berinfak dengan rejeki yang halal serta larangan untuk berinfak dengan rezeki yang haram. Hadits ini juga menerangkan bahwa minuman, makanan, pakaian dll harus halal dan terjauh dari syubhat; dan siapa saja yang berdoa hendaknya ia memenuhi syarat-syarat tersebut dan menjauhi minuman, makanan dan pakaian yang haram.” (Imam Nawawiy, Syarah Sahih Muslim, hadits no 1686).

Makin jelas bagi pengusaha yang ingin meraih ‘berkat’ dan berkah bahwa kita harus senantiasa memastikan nafkah kita, pemasukan dan pengeluarannya harus benar-benar halal. apalagi, ia menjadi prasyarat diterimanya doa-doa kita.

Semoga menjadikan kita insan Allah yang selalu dipenuhi dengan ‘berkat’ dan keberkahan. Insya Allah.

SEM Institute, Strategic and Marketing Research, Training and Consulting
Dari berbagai sumber

Catatan :
Hak cipta milik Allah Swt, karenanya jika dalam tulisan ini terdapat kebenaran dan kemaslahatan, maka dianjurkan untuk menyebarluaskannya sebagai amal jariyah. Tanpa perlu izin dari penulisnya. Jazakallahu

sumber : http://pengusaharindusyariah.com/?p=11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kejujuran yang tertulis

Idul Adha